Selamat Datang

Sugeng Rawuh Wonten Ing Blog BKM Maju Makmur Desa Pleret.....!!!!! Maturnuwun Sampun Kerso Pinarak..... CP.BKM = (0274) 664-2614

Mengenang Gempa 27 Mei 2006

BKM Kota Surabaya Kirim Bantuan ke Desa Pleret


5 Tahun yang lalu Tim BKM Kota Surabaya Peduli yang diwakili oleh Suwandano (BKM Kali Kedinding), Joko Sutarto (BKM Barata Jaya), Usman (BKM Pakel Aman), dan Surya (BKM Jepara Abadi) berangkat ke Kecamatan Pleret, Bantul, pada Rabu (7-6-2006) petang, guna  menyampaikan bantuan bencana gempa di Yogyakarta dan sekitarnya. Bantuan yang dikumpulkan dari BKM maupun masyarakat Surabaya tersebut meliputi obat-obatan, mi instan, air mineral, lilin, beras, kopi, gula, susu, dan lain-lain.


Rombongan berangkat dari Kantor Bappeprop Jatim sekitar pukul 15.00 WIB dan tiba di pom bensin Kalasan, Jogja, sekitar pukul 24.00 WIB. Karena larutnya malam dan tidak tahu kondisi lokasi, akhirnya rombongan menginap di pom bensin Kalasan. Apalagi, pom bensin tersebut memiliki tempat mandi yang cukup baik. Sebagian tidur di musholla pom bensin, ada pula yang tidur di mobil. Sekitar pukul 04.00 WIB, rombongan bangun, mandi, dilanjutkan sholat subuh. Atas saran H.Ismadi (Koordinator BKM Maju Makmur, Desa Pleret), rombongan meneruskan perjalanan
dari Kalasan menuju Janti, lalu menuju terminal bus baru. Dari terminal tersebut ada jalan menuju Desa Pleret.


Selama perjalanan dari pom bensin Kalasan sampai ke terminal bus, kami sempat melihat beberapa bangunan ruko yang ambruk sepanjang jalan. Meski begitu banyak pula bangunan yang masih utuh berdiri. Begitu memasuki jalan perdesaan, pemandangan yang ada hanyalah puing bangunan berserakan. Kalaupun masih ada rumah yang berdiri, tak ada yang berani menempati akibat keretakan berat dinding tembok. Begitu juga aktivitas pagi hari warga desa, belum menggeliat karena tidak tahu apa yang harus dilakukan oleh warga. Di pematang sawah yang dilewati pun tidak terlihat aktivitas petani. Suasana duka terasa kental selama perjalanan ke desa Pleret.


Akhirnya, kami tiba di Desa Pleret dan segera disambut oleh H.Ismadi yang rumahnya juga hancur. Menurut pria yang pernah menjadi Pekerja Sosial Masyarakat Teladan Tingkat Nasional Tahun 1996 ini, gempa yang terjadi Sabtu pagi tersebut diawali dengan suara gemuruh dari bawah tanah, kemudian terjadi goncangan yang menggetarkan bangunan. Tak lama kemudian terjadi goncangan hebat sampai mengangkat tanah dan bangunan, lalu menghempas kembali ke bawah. “Kerasnya hempasan itu membuat beberapa rumah bertingkat dua roboh ke bawah, rata dengan tanah,” tutur Ismadi.
Kejadian itu memang “hanya” sekitar 50 detik, tapi memakan korban jiwa hingga mencapai 6.000 orang. Korban jiwa di Kecamatan Pleret sendiri terhitung sekitar 750 orang, terdiri dari Desa Plered 250 orang, termasuk Pak Dahuri—pengurus BKM yang bertugas menangani masalah simpan pinjam. Hampir 90% rumah di Desa Pleret rubuh, lima SD dan dua SLTP juga rusak berat akibat gempa tersebut.

Mengenai bantuan, H.Ismadi berharap akan datang bantuan berupa alat pertukangan serta relawan yang mau membantu “membersihkan” rumah-rumah yang telah rubuh. Di lokasi kejadian sendiri tampak kesibukan para relawan yang dikoordinir oleh partai, ormas maupun LSM tengah membersihkan puing-puing rumah penduduk yang ambruk seraya mempersiapkan pembangunan rumah anti gempa. Iswadi juga mengatakan, telah menyampaikan harapannya kepada George Soraya (dari World Bank) agar ada perhatian khusus dari proyek terhadap BKM yang terkena gempa.
Pada kesempatan itu, rombongan juga menyerahkan bantuan berupa 100 buah kaos BKM Surabaya. Sebenarnya kaos BKM tersebut diperuntukkan kepada relawan Surabaya yang akan dikirim ke Aceh, namun karena tidak ada kepastian keberangkatan relawan ke Aceh, maka kaos tersebut diberikan kepada korban gempa bumi.


Satu hal yang menarik selama perjalanan kembali ke Surabaya, kami banyak melihat posko bantuan bencana alam yang dipasang baik oleh individu atau kelompok. Di samping posko banyak pula tulisan yang dipajang sebagai bentuk protes lambatnya penanganan bencana, seperti “kami bukan objek pariwisata” dan “air mata kami sudah habis, bantuan belum datang.” Ini juga dapat dilihat dari masih belum meratanya keluarga yang mendapat bantuan tenda untuk berteduh dari panas maupun hujan. Keesokan harinya, setelah rombongan kembali di Surabaya, kami mendengar berita Yogyakarta kembali digoncang gempa 3,3 SR sekitar pukul 09.00 WIB. Semoga teman-teman BKM di Yogyakarta dan sekitarnya tetap dalam kesabaran. 


Yang perlu diambil hikmahnya adalah :
Kini BKM Maju Makmur Desa Pleret berhasil bangkit kembali dalam kurun waktu 5 tahun ini dengan berhasil memperoleh program ND/ PLP-BK, maka.... Maju Terus BKM Maju Makmur Desa Pleret...!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar