Kunjungan ke KSM Bunga Sepatu mengingatkan akan semangat tak henti dari perempuan-perempuan tangguh Bantul, pasca gempa 5,9 Skala Richter (SR) pada 27 Mei 2006 silam. KSM Bunga Sepatu yang beranggotakan Sumirah (ketua), Nuriyah (sekretaris), Sumarni (bendahara), Siti Rukanah, Sudasi, Nurhadi (anggota) itu berdiri sejak tahun 2000, bersamaan dengan berdirinya BKM dan UPK Maju Makmur, Pleret, Bantul, DI Yogyakarta.
KSM yang sudah dua periode (2000-2004 dan 2004-2008) tetap eksis ini diakui sebagai KSM berprestasi oleh BKM Maju Makmur, dari sisi dinamika kelompok maupun ketepatan angsuran pinjaman. Bayangkan, KSM Bunga Sepatu memperoleh prestasi Juara 2 di tahun 2002, Juara Harapan II di tahun 2003, 2005 dan 2006 KSM, serta meraih Juara I di tahun 2007 s.d. 2010.
Bagaimana semua penghargaan tersebut diperoleh? Menurut Ketua KSM Bunga Sepatu Sumirah, prestasi yang terus meningkat tersebut adalah berkat kerjasama antaranggota, yang bahu-membahu mengatasi permasalahan yang dihadapi anggotanya. Segala permasalahan yang ada dibahas saat pertemuan rutin KSM sebulan sekali—tepatnya setiap tanggal 10. Tidak melulu urusan angsuran yang diselesaikan, tetapi juga ada siraman rohani berupa kultum (kuliah tujuh menit—Red), saling berbagi pengalaman dalam menghadapi permasalahan dan jalan keluar untuk menyelesaikannya.
Keuletan dan kerjasama ini tergambar jelas saat terjadi gempa. Walaupun semua anggota mengalami nasib sama, dimana rumah dan tempat usahanya roboh, semua anggota tetap berkomitmen mengangsur. Hal tersebut dibuktikan pada bulan pertama buka kas UPK BKM Maju Makmur pasca gempa, yakni Juli 2006, dimana pada tahun 2007, KSM Bunga Sepatu justru terpilih menjadi KSM berprestasi (Juara) I.
Sumirah mengatakan, pertama kali dirinya meminjam dana BLM bergulir di UPK BKM Maju Makmur Pleret adalah pada tahun 2000, untuk usaha mengecer bensin. Setelah beberapa kali periode pinjaman, usahanya berkembang sehingga menjadi toko onderdil. Sementara itu, Marni (sekretaris) berjualan sate kambing. Saat pertama kali meminjam, kiosnya sangat sederhana dengan tembok terbuat dari bambu. Kini, kiosnya semakin nyaman dan luas, bahkan temboknya sudah terbuat dari semen.
Ketika gempa menerjang, semua usaha Sumirah dan Marni hancur bersama kios yang mereka dirikan dengan susah payah. Rumah yang ditempati mereka pun roboh. Beberapa hari pasca gempa, mereka sempat ikut tidur di tenda yang didirikan bersama para tetangganya. Seminggu setelah gempa, pihak BKMngaruhke atau menengok guna mengetahui keadaan/kondisi dari anggota KSM Bunga Sepatu.
Tak lama setelah kunjungan BKM, KSM Bunga Sepatu mendapat surat pemberitahuan bahwa untuk Juni 2006, angsuran pinjaman diliburkan. Kas UPK dibuka kembali pada Juli 2006 bagi KSM yang sudah bisa mengangsur. Untuk KSM yang belum bisa mengangsur diberi kesempatan tiga bulan untuk mengangsur bunganya saja, sementara pokoknya bisa ditunda.
Bersama-sama dengan teman satu KSM, Sumirah sepakat mulai mengangsur pada Juli 2006. “Karena sudah janji dan menjadi kewajiban, maka kami sepakat untuk mulai mengangsur di bulan Juli. Alhamdulillah, ternyata kalau sudah diniatkan mengangsur pun jadi ringan,” Sumirah menuturkan. Tak heran, pada RWT 2007, KSM Bunga Sepatu pun berhasil menjadi KSM berprestasi I dan berhak meraih tropi bergilir serta mendapat hadiah uang pembinaan.
Yang lebih luar biasa, pembukuan di KSM Bunga Sepatu terbilang sangat lengkap. Ada buku kas angsuran, buku angsuran ke BKM, buku penyaluran pinjaman, buku daftar pengurus, buku untuk menabung simpanan anggota, buku notulensi pertemuan, buku tamu dan monitoring, buku surat masuk dan keluar.
Menurut para anggota KSM ini, apa yang mulanya dinilai tidak mungkin terjadi, justru akan terwujud jika kita mau berupaya. Tuhan Maha Kasih kepada umat-Nya yang mau berusaha dan tidak banyak mengeluh. KSM Bunga Sepatu adalah buktinya.
Ketika ditanya tentang manfaat berkelompok, anggota KSM menjawab serempak. ”Dengan berkelompok, kita menjadi lebihguyub. Bisa saling mendukung. Dan, kalau ada yang sedang malas, bisa diingatkan. Meminjam di UPK juga lebih mudah, tidak berbelit-belit dan tidak perlu menggunakan agunan,” jelas Sumirah. Apalagi, lanjutnya, ada pendampingan rutin yang dilakukan oleh anggota BKM wilayah, sehingga bisa memonitor perkembangan usaha seluruh anggota KSM. Hubungan antara UPK, BKM dan KSM pun sangat kekeluargaan, didasari rasa silaturahmi antaranggota.
Gempa boleh saja meluluh-lantakkan rumah-rumah anggota KSM Bunga Sepatu, namun semangat untuk menjadi lebih baik ternyata tidak ikut hancur. Semangat itulah yang menjadi modal awal anggota KSM Bunga Sepatu untuk bangkit dari keterpurukan pasca gempa. (Tim Manajemen Keuangan KMP P2KP-2, PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina)
Informasi selanjutnya mengenai kegiatan KSM Bunga Sepatu, silakan hubungi:
BKM Maju Makmur Pleret
Tidak ada komentar:
Posting Komentar